Senin, 07 Juli 2014

Menapaki Puncak Gunung Suci Tanah Jawa

Menapaki Puncak Gunung Suci Tanah Jawa


Bagi para pendaki gunung di Indonesia, Gunung Semeru merupakan salah satu gunung wajib yang harus didatangi. Semeru adalah gunung berapi aktif tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Letak dari gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur. Dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT. Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar.

Gambar. Gunung Semeru

Menurut penduduk sekitar yaitu suku tengger, mereka percaya bahwa puncak mahameru merupakan tempat bersemayam nya para dewa - dewa. Oleh karena itu banyak orang yang menyebut mahameru dengan sebutan puncak abadi para dewa. Namun dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang kepercayaan terhadap dewa tersebut. Dalam tulisan ini saya akan menuliskan tentang pengalaman hebat saya dalam mendaki puncak mahameru tersebut.
Mempersiapkan keberangkatan
Saya adalah salah satu mahasiswa di Universitas Gunadarma, Depok. Dan kebetulan regu yang berangkat untuk ekspedisi ini merupakan teman angkatan saya di jurusan Teknik Mesin. Beberapa minggu sebelum keberangkatan, kami mulai menyiapkan semua hal penting dalam perjalanan kami seperti tiket kereta, peralatan gunung, logistik, fisik dan lainnya. Kami sering berkumpul untuk membicarakan hal – hal mengenai perjalanan kami nanti. Kebetulan beberapa orang dari regu kami sudah pernah mencapai puncak mahameru, jadi kami memiliki pemandu dalam tim.

Waktu keberangkatan
            Setelah sekian lama mempersiapkan, akhirnya tiba juga waktu keberangkatan kami. Tanggal 9 juni 2013, kami pun berkumpul di stasiun senen untuk memulai perjalanan. Rute kereta yang akan dituju adalah st.senen (Jakarta) – st.malang (Jawa Timur). Jumlah regu kami adalah berjumlah 11 orang, sebelumnya si lebih banyak lagi, namun karena suatu hal mereka pun urung untuk ikut. Waktu keberangkatan kereta kami adalah pukul 14.00 WIB, dan kereta yang akan kami naiki adalah kereta ekonomi Mataremaja. Lama perjalanan yang akan kami tempuh adalah sekitar 15 – 16 jam. Jadi siap – siap aja badan pada pegel hahaaaa.

Gambar. Stasuin Senen, Jakarta

Kota Malang yang sejuk dan ramah.
Singkat cerita keesokan paginya tanggal 10 juni 2013 sekitar pukul 08.00  kami sampai di stasiun malang, Jawa Timur. Kami pun langsung mencari kendaraan umum untuk menuju pos pasar tumpang. Selama dalam perjalanan menuju pos pasat tumpang udara sejuk khas pedesaan kaki gunung menemani imajinasi pikiran kami. Sekitar pukul 09.00 kami pun sampai di pos pasar tumpang. Disana adalah tempat untuk beristirahat dan mempersiapkan perlengkapan sebelum memulai pendakian, sekaligus tempat untuk menyewa kendaraan menuju tempat pendaftaran gunung semeru. Setelah semuanya siap, kami berangkat sekitar pukul 11.30 siang menuju pos pendaftaran, dengan menyewa sebuah mobil truk.

Desa Ranu Pani
Setelah melakukan perjalan melelahkan dengan mobil, kami pun sampai di desa Ranu Pani yang merupakan desa terakhir menuju puncak gunung semeru. Di desa ranu pani terdapat danau yang cukup besar dan udara disana cukup dingin, saya pun mulai memaki jaket untuk menahan dingin. Mungkin karena tubuh saya belum beradaptasi Disana adalah pos pendaftaran resmi gunung semeru. Kami mulai melengkapi syarat pendaftaran seperti ktp, surat dokter, dan lainnya. Kemudian kami bersiap dan mempersiapkan semuanya.

Awal semua cerita hebat.
Setelah semua siap, kami pun mulai mengencangkan tas keril kami dan mengikat kuat simpul sepatu kami. Mungkin dalam hati kami berkata ‘aku harus sampai ke puncak sana’, ya itu adalah hal penting dalam melakukan pendakian gunung, yaitu tekad dan semangat.

Gambar. Pos pendaftaran Ranu Pani

Pukul 14.00 siang kami mulai melakukan perjalanan menuju pintu masuk Taman Nasional Bromo Semeru Tengger. Jalan yang kami lewati adalah jalan aspal dengan pemandangan perkebunan sayur milik warga sekitar yang menghiasi sisi jalan. Jejeran perbukitan pun seakan menyambut kedatangan kami. Setelah beberapa saat kami berjalan akhirnya kami sampai di pintu masuk taman nasional. Sesampainya disana kami mulai memanjatkan doa bersama kepada Allah SWT agar menjaga kami dari segala macam bahaya. Karena dalam mendaki gunung bukan tidak mungkin terjadi sesuatu hal yang menyebabkan luka, cedera, bahkan hilangnya nyawa.

Gambar. Pintu Masuk Taman Nasional

Amin !! selesainya memanjatkan doa kami mulai petualangan sesungguhnya dari perjalanan kami, tanpa kendaraan, tanpa gadget HP, tanpa moderenisasi. Hanya Tuhan, Aku dan Alam !! ya begitulah sekiranya ungkapan kata dari perjalanan ini. Awal perjalanan kami langsung disuguhkan trek yang menanjak dengan pijakan tanah lembab sehabis hujan hari lalu. Fisik pun mulai diuji, tarikan napas pun mulai memburu, dan hawa dingin pun berganti keringat membasahi tubuh kami. Istirahat pun mulai dilakukan seperlunya, dan hanya untuk memulihkan nafas yang mulai berat. Terdapat 4 shelter untuk beristirahat sebelum sampai di pos Ranu Kumbolo, masing – masing shelter memiliki waktu tempuh berbeda menuju shelter lainnya. Berkisar antara 2 – 4 jam bahkan bisa lebih lama tergantung kondisi cuaca dan fisik para pendaki. Di sepanjang jalan menuju Ranu Kumbolo kita disuguhkan pemandangan hutan, semak, dan lembah pegunungan. Karena kita akan memutari beberapa bukit dan anak gunung sebelum sampai shelter 4. Pukul 17.00 saya sampai di shelter 3, saya beristirahat sejenak untuk menghilangkan dahaga dan pegal pada kaki juga bahu yang menopang beban cukup besar. Selama 15 menit kami mencoba mengumpulkan sisa tenaga dan semangat. Oke !! sepertinya saya siap untuk melanjutkan perjalanan dan kami pun muai bergerak cepat karena sebentar lagi akan datang gelap.

Gambar. Jalur pendakian menuju shelter 4

Di tengah perjalan kami pun mendapat sebuah semangat baru yang besar. Karena dari kejauhan kami bisa melihat pos yang akan kami jadikan tempat membangun tenda untuk istirahat malam ini. Dari tempat kami berdiri, sebuah danau besar terhampar elok di bawah sana. Senyum kecil pun mulai menghiasi wajah kami yang sebelum nya lemas. Kaki pun semakin ringan untuk melangkah menuju shelter 4.
Karena semangat besar, rasa letih, dan gelap yang mulai datang, kami memutuskan untuk tidak beristirahat di shelter 4. Jadi perjalanan pun berlanjut sampai tempat mendirikan tenda. Pukul 19.00 malam, kami sampai di pos Ranu Kumbolo, sebuah danau besar nan indah. Sebuah primadona yang menjadi impian pendaki karena keindahan danau nya yang entah proses alam membentuk sebuah danau luar biasa ini di ketinggian. Dalam kegelapan malam, dan dingin yang menusuk tulang, kami mulai menyalakan head lamp kami masing – masing. Kemudian membagi tugas antara memasak, menyiapkan tenda, mengambil air. Semua harus dilakukan secepatnya karena semakin malam, udara akan bertambah dingin. Dan fisik kami pun mulai turun karena dari tadi kami hanya mengganjal perut dengan makanan ringan. Dalam kondisi seperti itu, bahaya senantiasa mengintai. Karena di ketinggian 2400 mdpl, udara dingin dan kurangnya asupan makanan dapat menyebabkan hipotermia.

Gambar. Tim mulai mendirikan tenda

          Setelah tenda siap dan masakan telah matang, kami pun mulai menyantap hidangan makanan. Hhaahh, betapa nikmatnya makan setelah semua letih hari ini. Usai makan kami santai sejenak dengan duduk di tepian danau sambil menatap langit yang penuh hamparan bintang. Tidak pernah saya melihat bintang sebanyak dan seterang ini. Mungkin karena di ketinggian dan tidak adanya polusi cahaya dari lampu – lampu kota, makanya bintang nya terlihat sangat benderang.. amazing !! hahaa. Semua semakin lengkap dengan hangat api unggun, segelas cokelat panas, dan canda tawa menghiasi malam kami. Tak lama, kantuk mulai menyerang. Kami pun masuk ke dalam tenda untuk memejamkan mata dan mulai memanjatkan doa kami kepadaNya.

Gambar. Pemandangan Malam Ranu Kumbolo

Tak terasa pagi pun tiba, para pemburu sunrise sudah riuh ramai di luar. Sayang nya kami bangun terlalu siang jadi tidak mendapat sunrise. Saya pun bergegas keluar tenda, begitu keluar udara pagi dingin menyeruak. Pemandangan di luar hanya ada kabut putih, embun beku yang mongering di atas rumput, halimun pagi menyelimuti sunyi nya pagi itu. Kami pun bersiap dan membereskan tenda untuk melanjutkan perjalanan. Sebelum nya kami masak, mencuci muka, dan membersihkan badan dengan air danau. Bbbrrrrr.. begitu dingin nya air danau ini, sampai – sampai tangan seakan membeku. Pagi ini tak banyak sinar matahari karena tebalnya kabut dan awan yang menggantung di langit. Sepertinya kita kurang beruntung, karena belum bisa menyaksikan sunrise yang luar biasa indah di Ranu Kumbolo.

Gambar. Suasana pagi itu

            Seusai semuanya siap, pagi itu tanggal 11 juni 2013 pukul 09.30 kami melanjutkan perjalanan. Baru sedikir berjalan kami langsung di hadapkan tanjakan curam yang cukup tinggi bernama, Tanjakan Cinta. Dinamakan tanjakan cinta karena konon apabila kita mendaki dengan memikirkan seseorang yang kita cinta tanpa menoleh ke belakang sedikitpun, dia akan menjadi jodoh kita. Saya pun mulai menapak selangkah semi selangkah menaiki tanjakan tersebut, trek ini memiliki kemiringan yang cukup curam, jadi butuh stamina dan pengaturan nafas yang tepat. Apalagi buat para perokok, paru – paru di uji banget disini hahahaa.  tapi sory saya ga mau menyia – nyiakan pemandangan yang luar biasa indah demi sebuah legenda atau dongeng. Sesekali saya melihat kebelakang dan bernafas dalam sambil menikmati sebuah lukisan Tuhan.

Gambar. Tanjakan cinta

Setelah beberapa saat kita sampai di atas dari tanjakan cinta. Tapi jangan pernah berfikir kalau trek sehabis ini adalah jalur datar. Karena trek selanjutnya adalah menuruni tebing yang tingginya sama seperti kita naik tanjakan cinta tadi, kebayang kan? Tapi ga usah dipikirin, karena pemandangan di atas sini tuh ‘awesome, amazing, luar biasa, menakjubkan’ hahaaa. Ya memang sangat indah pemandangan diatas sini, kita dapat melihat lembah yang di tumbuhi savanna dan bunga lavender. Dengan perbukitan kecil yang di tumbuhi rumput tipis khas ketinggian dan pohon cemara menghiasi sudutnya. Dinamakan lembah oro ombo atau orang biasa menyebutnya bukit telletubies. Dinamakan seperti itu karena, bukit – bukit di sekitar lembah yang di tumbuhi oleh rumput tipis khas pegunungan hampir sama dengan bukit yang ada dalam film telletubies. Tentu kalian tau kan film untuk anak – anak itu? Kalau tidak tau mungkin anda bisa Tanya adik, atau anak kecil di rumah anda hahahaaa..

Gambar. Lembah oro ombo

            Kami pun mulai turun secara perlahan, tentu saja karena cukup curam dan tanah yang lembab sehingga tanah licin ketika di pijak. Apalagi keseimbangan tubuh yang mudah goyah dikarenakan beban yang kami bawa memperbesar resiko tergelicir. Jadi kami harus sangat berhati – hati dalam menuruninya. Beberapa saat setelah kami sampai dibawah lagi – lagi kami di buat terpukau oleh keindahan warna dari padang bunga lavender yang sangat luas. Hanya ada jalan setapak di trek ini, menembus padang lavender yang menghiasi kiri kanan jalan. Setelah melewati padang lavender kita disuguhkan padang savanna dan perbukitan yang saya sebutkan tadi. Saya berjalan dengan perasaan takjub, karena ini pengalaman pertama saya melihat savanna di ketinggian seperti ini.
              Beberapa lama kami berjalan, pukul 10.30 siang kami sampai di pos selanjutnya, yaitu pos Cemoro Kandang. Disini adalah tempat untuk melepas lalah dan memulihkan tenaga. Kami pun beristirahat di sini, di bawah pepohonan cemara yang besar. Ya untuk sekedar minum, mengunyah biscuit atau meluruskan kaki yang mulai keram.

Gambar. Pos Cemoro Kandang

            Beberapa saat kami istirahat dan bersenda gurau, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, dikarenakan cuaca yang sudah mulai mendung. Kaki pun mulai melangkah demi setapak, jejak cengkraman sepatu kami menjadi sebuah tanda pendakian. Beberapa saat kami berjalan, hujan pun turun dengan lebat. Kami pun bergegas menggunakan jas hujan / rain coat yang sudah kami persiapkan. Oke, perjalanan pun dilanjutkan di tengah guyuran hujan. Pendakian pun semakin sulit, trek yang mulai menanjak, kabut mulai menghalang pandangan, langkah semakin berat karena tanah basah dan menempel dengan sepatu, juga hujan yang membuat dingin semakin mensuk tulang. Tak lama kemudian hujan mulai reda, kami membuka kembali jas hujan kami dan melanjutkan perjalanan. Namun jangan berfikir semua menjadi mudah setelah hujan, situasi masih sama ketika hujan tadi. Stamina kami lebih banyak terkuras dalam situasi seperti ini. Keadaan alam dari cemoro kandang adalah trek menanjak dengan hamparan pohon cemara dan semak di sekitar. Sesekali kita melewati lembah atau jurang, intinya kita akan  memutari sebuah gunung untuk sampai ke pos berikutnya. Bersusah payah kami mendaki, dan beberapa kali harus beristirahat untuk memulihkan tenaga. Akhirnya pukul 12.00 siang kami sampai di pos jambangan..
Sekitar 10 menit kami beristirahat, perjalanan pun di lanjutkan. Pos selanjutnya tidak terlalu jauh, dan disanapun kita akan mendirikan tenda. Dan satu hal tujuan utama, yaitu memasak makanan. Karena perut kami yang sudah mulai lapar hahaaaa. Terlalu semangat nya kami berjalan tak terasa pos selanjutnya pun mulai terlihat, sebuah savanna yang dikelilingi jejeran gunung tinggi. Sebuah pos yang sudah dekat dengan tujuan kami, di sini adalah pos Kali Mati.

Gambar. Pos Kali Mati

Beregegas kami membentuk tim untuk berbagi tugas, yaitu masak, mendirikan tenda, dan mengambil air. Di pos ini, mata air cukup jauh. Kita harus berjalan beberapa kilometer untuk ke sumber air, dan disini adalah sumber mata air terakhir. Jadi ini adalah tempat terakhir pendaki untuk memenuhi kebutuhan air mereka sebelum mendaki ke puncak.
            Beberapa saat kemudian, masakan matang, tenda pun terpasang kokoh, dan air pun sudah memadai. Berarti ini adalah waktu yang telah kami nanti, ini waktunya makaaaaannn hahahaaa. Kami makan dengan lahapnya walaupun masakan nya sedikit gak jelas, tapi ini makanan terbaik disisini. Usai makan kami santai, kopi, teh dan coklat panas menjadi teman kami di udara dingin seperti ini. Canda tawa menghiasi siang kami, sedikit demi sedikit letihpun mulai terkikis. Tak terasa sore pun menjelang, pukul 16.30 sore kami memutuskan untuk tidur agar kondisi fisik kami fit untuk pendakian malam nanti. Kami pun mulai mauk tenda masing – masing untuk beristirahat.

Puncak Abadi Para Dewa
            Dingin menusuk tulang dan suara gemuruh membangunkan kami dari tidur. Pukul 11.00 malam rintik hujan mulai turun, sepertinya malam ini kurang bersahabat untuk menggapai puncak. Kami membicarakan kemungkinan yang akan terjadi malam ini, segelas kopi panas mungkin akan membuat tubuh mengigil ini lebih hangat. Beberapa saat kami berdiskusi akhirnya ditarik kesimpulan, jika sampai 12.00 malam nanti hujan tak kunjung reda, pendakian harus di tunda sampai besok malam. Kerena ketika hujan resiko tergelincir sangat besar, belum lagi cuaca dingin ditambah hujan dan angin kencang akan membuat tubuh kami kedinginan hebat. Kemi pun menanti hujan reda sambil bersiap jikalau benar nanti hujan reda semua sudah siap untuk pendakian. Pendakian harus dilakukan pada malam hari, karena kurang sempurna jika kita tidak melihat sunrise atau matahari terbit dari puncak sana. Belum lagi waktu yang diperbolehkan untuk berada di puncak hanya sampai pukul 09.00 pagi. Karena saat itu puncak gunung mulai menghembuskan gas beracun yang keluar dari kawah gunung.
            Seperti yang kami harapkan pukul 12.00 tengah malam, hujan mulai reda namun rintik nya masih turun gemericik. Kami keluar dari tenda dan mulai bersiap. Semua di awali dengan berdoa, karena ini adalah klimaks atau episode terakhir dari perjalanan kami. Usai berdoa, kami mulai melangkah secara perlahan. Lampu senter atau headlamp kami mulai memecah kegelapan malam yang pekat. Itu adalah satu – satu nya sumber cahaya yang akan menuntun langkah kita sampai puncak. Kami mulai menuruni lembah untuk kemudian kembali mendaki menelusuri lereng gunung. Keadaan alam mulai berubah, kami mulai memasuki hutan yang cukup lebat. Trek pun cukup sulit karena harus melewati pijakan dari akar, tak jarang kami harus melewati pohon besar yang tumbang melintang di tengah jalan. Dengan tertatih kami menapak selangkah demi selangkah, napas yang mulai terengah membuat waktu perjalanan semakin lama. Tak ada perasaan takut bagi kami selama menerobos hutan dangan suasana yang gelap dan cukup mencekam. Karena tujuan kami sudah terluhat di depan mata kami. Pos terakhir sudah mulai terlihat di ketinggian, batas hutan dari gunung semeru sebelum memasuki puncak berpasir. Pos ini dinamakan Arcapada atau Arcopodo.

Gambar. Tim istirahat untuk minum

Setelah sampai di pos Arcapada kami melekukan istirahat beberapa menit, lalu kemudian melanjutkan perjalanan. Saya tidak percaya apa yang saya lihat, sebuah lereng dengan pijakan berpasir dari hasil letusan gunung. Pemandangan yang menajubkan mulai tersaji dari sini, karena tak ada pepohonan yang menghalangi pandangan. Haaaahhh Subhanallah, ini sungguh luar biasa indah. Namun disini adalah sebuah penentuan, karena banyak dari para pendaki menyerah di jalur ini. Dan tak sedikit dari mereka yang tergelincir bahkan menghembuskan nafas terakhirnya di tempat ini. Kami mulai melangkahkan kaki kami, setiap kami jalan beberapa langkah kami berhenti dikarenakan napas kami yang berat akibat tipisnya oksigen disini. Belum lagi hembusan angin membuat badan kami terasa beku. Beberapa saat setelah naik regu pun mulai berpencar, kami berjalan sendiri karena ada yang sering beristirahat dan ada yang fisik nya cukup kuat untuk terus berjalan. Saya pun berjalan sendiri, dibantu sebuah tongkat dari kayu kaki mulai menapak dinding pasir. Tak jarang ketika berhenti saya terperosok karena pasir yang longsor, tak heran karena sudut kemiringan jalur menanjak ini adalah 75 derajat. Sampai ketika fisik saya sudah hampir tidak kuat untuk melangkah. Dingin menusuk tulang, dada yang terasa berat, mata yang sudah sangat mengantuk, dan kaki yang sangat letih. Saya pun terduduk ditepian trek, pandangan daya menghadap kearah bawah. Luar biasa pemandangan kota malang dan Lumajang dari atas sini. Lampu kota yang gemerlap dari kejauhan, belum lagi jejeran pegunungan di bawah sana membuat saya meneteskan air mata karena puas dan bahagia. Tanpa disadari saya tertidur dalam keadaan duduk. Entah berapa lama saya tertidur dan kemudian tepukan tangan menyentuh pundak saya, membuat saya terbangun. Rupanya teman saya yang tadi di belakang kini sudah mendahului saya. Sebuah semangat baru pun muncul, meski hanya sedikit namun cukup untuk membuat tubuh saya kembali bergerak. Perjalananpun dilanjutkan sampai akhirnya kabut mulai menyelimuti jalur pendakian, jarak pandang sangat tebatas dan saya pun harus berhati – hati. Mungkin ini bukan kabut, melainkan sebuah awan. Karena kira – kira saya berada di atas ketinggian 3000 mdpl. Perlahan kabut mulai hilang dan dari timur jauh tampak rona cahaya yang sangat indah. Dengan mata saya sendiri saya menyaksikan ketika matahari perlahan mulai keluar dari peraduannya. Cahaya jingga kemerahan mewarnai langit timur pagi itu untuk beberapa saat sebelum kemudian tertutup awan tebal. Karena sepertinya pagi itu cukup berawan dan mendung.
            Dari kejauhan puncak sana terlihat kibaran bendera merah – putih yang tertancap tegak pada sebuah tumpukan batu. Tak salah lagi itu adalah prasasti atau patokan dari puncak gunung semeru. Senyum mulai menggantung di wajah saya, semua usaha dan kerja keras saya akhirnya terbayar. Tak lama berjalan pukul 06.00 pagi saya sampai di puncak gunung semeru, disana sudah menanti beberapa dari teman saya yang sudah lebih dulu sampai. Saya pun menghampiri mereka, tanpa disadari air mata mengucur dipipi. Tangis haru dan bahagia mengingat apa yang telah saya lalui kini sudah sampai pada tujuan akhir kami.





Gambar. Puncak mahameru 3676 mdpl


Gambar. Samudera awan puncak mahameru

Kami membuat cerita untuk diri kami sendiri dan mungkin akan kami ceritakan pada anak cucu kami kelak. Bahwasanya kami pernah menggapai ketinggian 3676 mdpl, puncak tertinggi pulau jawa, puncak mahameru, puncak abadi para dewa.


Senin, 07 April 2014

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.

Secara Filosofis
Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.

Secara Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident).
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
            Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
           
Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:
a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang  
    diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan
    penerangan.

Pokok-pokok perhatian K3 :
·         Kecelakaan kerja akibat dri penggunaan :
1.      Alat / Mesin\
2.      Tahapan/metode pelaksanaan.
·         Penyakit akibat kerja
1.       Suara dan asap pengguna alat
2.       Penggunaan bahan kimia berbahaya
·         Pemaparan terhadap kondisi lingkungan.
·         Pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )
·         Usaha-usaha penyelamatan

             Identifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan :
·         Jatuh      : Menggunakan sabuk pengaman
Pemasangan jarring pengaman
Penggunaan scaffolding yang benar
Pemasangan pagar pengaman
Pemasangan rambu/tanda
·         Kejatuhan   :  Pemakaian helm pengaman
Pemasangan jaring pengaman.
Pemasangan rambu/tanda
·         Luka       :  Pemakaian sarung tangan, sepatu
·         Sakit mata  :  Pemakaian kacamata.

Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan :
·         Pemasangan poster/himbauan tentang K3
·         Penggunaan alat keselamatan kerja yang memadai (helm, sarung tangan, sepatu dll)
·         Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan.
·         Pemasangan pagar pengaman di antara lantai dan tangga
·         Briffing setiap pagi kepada Mandor dan Sub yang terlibat.
·         Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai
·         Penempatan material/bahan yang sensitive/berbahaya dengan benar
·         Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai
·         Perlu mendapat perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising, asap dan residu lainnya.
·         Penyediaaan alat pemadam kebakaran
·         Penempatan Satpam
·         Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.

       Pemeliharaan Kesehatan :
·         Penyediaan air bersih
·         Pembuatan sarana MCK yang memadai
·         Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja
·         Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat

Tujuan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja :
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)
Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

Keamanan Kerja
Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang  bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara. Tempat-tempat demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa dan lain-lain. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat resiko bahanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi  yang lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada umumnya. Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut.
1.      Baju kerja
2.      Helm
3.      Kaca mata
4.      Sarung tangan
5.      Sepatu
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut.
1.      Buku petunjuk penggunaan alat
2.      Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
3.      Himbauan-himbauan
4.      Petugas keamanan

Tujuan Keselamatan Kerja :
·        Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja.
·        Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan effisien.
·        Menjamin proses produksi berjalan secara aman


2.   Kesehatan Kerja
      Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.

3.  Keselamatan Kerja
      Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
      Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a.       Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b.      Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c.       Teliti dalam bekerja
d.      Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
      Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur).Sasaran Segala tempat kerja (darat, di dalam tanah, permukaan dan dalam air, udara) :
·         Industri
·         Pertanian
·         Purtambangan
·         Perhubungan
·         Pekerjaan umum
·         Jas

      Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
1.      Mesin
2.      Alat angkutan
3.      Peralatan kerja yang lain
4.      Bahan kimia
5.      Lingkungan kerja
6.      Penyebab yang lain
Sebab-sebab kecelakaan
1.      Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)
2.      Keadaan- keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions)

Faktor utama:
1. Peralatan teknis
            2. Lingkungan kerja
            3. Pekerja
            80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia Suatu pendapat: Langsung atau tidak langsung semua kecelakaan disebabkan oleh semua manusia yang terlibat dalam suatu kegiatan.

Teori penyebab kecelakaan yang pernah diajukan
1.   Teori kemungkinan murni (pure change  theory)
2. Teori kecenderungan untuk celaka (Accident prone theory ) Tidak dapat menjelaskan asal usul penyebab sesungguhnya kecelakaan

Perbandingan K3 Antar Negara

Tingkat kecelakaan fatal di negara-negara berkembang empat kali lebih tinggi dari negara industri. Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Direktorat Pengawasan Norma K3, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Arief Supono mengatakan bahwa 20 dari 100.000 pekerja di Indonesia meninggal dunia. Jumlah tersebut terbilang tinggi bila dibandingkan negara berkembang lainnya.  Untuk perbandingan, angka kematian dari 100,000 pekerja di Singapura sekitar 3,5, Malaysia 8,5, Thailand 8,9, Jepang 2,1, dan Uni Eropa hanya sekitar 1,5 (Media Indonesia, 11/2/2011).
Sedangkan menurut Data Kemenakertrans, pada tahun 2009 tercatat 96,314 kasus dengan rincian 87,035 sembuh total, 4,380 cacat fungsi, 2,713 cacat sebagian, 42 cacat total dan 2,144 meninggal dunia.  Jumlah ini memang menurun pada tahun 2010.  Sampai akhir 2010 tercatat 65.000 kasus kecelakaan kerja. Hal ini disebabkan oleh program revitalisasi pengawasan ketenagakerjaan yang sedang dilakukan oleh pemerintah.
Seperti beberapa negara lainnya, Indonesia juga memiliki hari nasional untuk masalah ini, yaitu Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional yang diperingati setiap tanggal 12 Januari.  Sesuai dengan target terwujudnya Indonesia berbudaya K3 pada tahun 2015, Kemenakertrans pun melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki penerapan K3 di Indonesia, salah satunya dengan program revitalisasi tersebut.
Selain memperketat pengawasan ketenagakerjaan, termasuk peningkatan kualitas dan kuantitas pengawas, penegakan hukum yang lebih baik, dan peningkatan kualitas jaminan sosial tenaga kerja serta kondisi lingkungan kerja, menurut Kemenakertrans, juga dibutuhkan sosialisasi pada para pekerja, perusahaan, dan masyarakat umum, sehingga semua memahami dan menyadari betul pentingnya menggunakan peralatan pelindung diri dan mematuhi peraturan keselamatan kerja.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi sendiri, Muhaimin Iskandar, menyerukan ajakan pimpinan pemerintah daerah, para pengusaha, pekerja dan masyarakat melakukan upaya konkrit pelaksanaan K3, serta meningkatkan kesadaran, partisipasi dan tanggung jawab menciptakan prilaku K3 sehingga K3 benar-benar menjadi budaya bangsa Indonesia (pikiran-rakyat.com, 12/1/2011).
Semoga usaha Kemenakertrans ini akan berhasil dan Indonesia berbudaya K3 dapat terwujud pada tahun 2015, dimana jiwa dan keselamatan manusia, khususnya pekerja, lebih dihargai, oleh seluruh masyarakat, dan oleh dirinya sendiri.

Undang-undang Keselamatan Kerja

            UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
            UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
            Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan.
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja.
Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
1.      Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2.      Adanya tenaga kerja, dan
3.      Ada bahaya di tempat kerja.

UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar.








Sumber Referensi :

Minggu, 01 Desember 2013

Mekanisme Pencemaran Air Tanah

Mekanisme Pencemaran Air Tanah

pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Sedangkan air tanah adalah, sumber air yang terletak di bawah tanah pada kedalaman tertentu. Karena terdapat gua dan sungai bawah tanah, sehingga air tanah sangat bersih dan terjaga kemurniannya. Atau air tanah adalah air yang tersimpan / terperangkap di dalam lapisan batuan pada kedalaman tertentu yang mengalami pengisian / penambahan secara terus menerus oleh alam sehingga tak tersentuh oleh zat kimia apapun. Namun pada air tanah, campur tangan dari manusia mempunyai peranan besar untuk menyebabkan terjadinya pencemaran. Misalnya, pembuangan limbah yang sembarangan, baik itu limbah industri seperti zat kimia sisa produksi dan limbah rumah tangga seperti detergen atau zat kimia pertanian seperti pestisida, insektisida dan kotoran lainnya. Ataupun sampah yang dibuang ke sungai atau di biarkan menggunung dapat mempengaruhi produktifitas dari air tanah.
Mekanisme dari pencemaran air tanah adalah, limbah yang mengendap atau dibuang ke sungai dan akhirnya meresap ke dalam tanah sehingga ikut tercampur ke dalam sungai bawah tanah kemudian terjadi pencemaran terhadap air tersebut. Akhirnya air yang telah tercemar terkonsumsi oleh masyarakat yang mengambil air dari sumber air yang tercemar tersebut melalui sumur atau pompa air. Tentu saja ini sangat membahayakan bagi masyarakat yang mengkonsumsi air yang telah tercemar tersebut, karena dampak dari pencemaran air adalah air tidak dapat dimanfaatkan sesuai peruntukkannya, dan jika dimanfaatkan maka diperlukan pengolahan khusus yang menyebabkan peningkatan biaya pengoperasian & pemeliharaan sungai,  air menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Agar dapat membedakan air yang tercemar maka kita harus mengetahui cirri-ciri dari air yang telah tercemar. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
-          Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
-          Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut.
-          Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Dan kita selaku masyarakat / konsumen air tersebut wajib menjaga kebersihan dan kualitas dari air tanah. Sehingga kita dapat mengkonsumsi air tanah tanpa harus di resahkan oleh tercemrnya air. Oleh karena itu kita harus menjaga sumber air yang kita gunakan dengan cara, mengetahui penyebab tercemarnya air, bagaimana cara mencegah pencemaran air, dan mensosialisasikan tentang pencemaran air


Rabu, 02 Oktober 2013

Penurunan kualitas air akibat pencemaran

TUGAS TEKNIK LINGKUNGAN & AMDAL



















                                    Judul               : Penurunan kualitas air akibat pencemaran
Nama              : Muhammad Alfarisyi
NPM               : 24411753
Kelas               : 3 IC02



JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2013



Abstrak
Beberapa pencemaran di sungai tentunya di akibatkan oleh kehidupan di sekitarnya baik pada sungai itu sendiri maupun prilaku manusia sebagai pengguna. Akibat buangan dari aktifitas rumah tangga bahkan limbah yang datang dari daerah industry menyebabkan terganggunya ekosistem sungai.
Kandungan BOD ini merupakan petunjuk penting untuk mengetahui banyaknya zat-zat organic yang terkandung di dalam media air, semakin besar BOD berarti persediaan DO makin berkurang. Penurunan kandungan oksigen terlarut dalam air tersebut di sebabkan karena konsentrasi bahan pencemar yang masuk ke perairan mengalami peningkatan ke arah hilir

BAB I
Pendahuluan
1.1  latar belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.
Namun bagi kita, khususnya masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari – hari untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut.

1.2  Permasalahan
Pada penulisan ini akan membahas tentang pencemaran air sungai akibat adanya limbah dari rumah tangga maupun limbah industry. Dan mengetahui indikator-indikator air yang telah tercemar.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dari penulisan adalah :
1.      Agar kita dapat mengetahui penyebab tercemarnya air
2.      Bagaimana cara mencegah pencemaran air
3.      Dapat mensosialisasikan tentang pencemaran air

BAB II
Landasan Teori

Apa yang disebut Pencemaran Air ?
            Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu. Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu tertentu untuk peruntukan air. Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan dalam  PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001).

Indikator Pencemaran Air
            Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
-          Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
-          Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH 
-          Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).

pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahab pH dan menyukai pH antara 7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan , misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi perairan dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan

Nilai pH
Pengaruh Umum
6,0 – 6,5
1. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak mengalami perubahan
5,5 – 6,0
1. Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin tampak
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih belum mengalami
    perubahan yang berarti
3. Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral
5,0 – 5,5
1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton dan
    bentos semakin besar
2. Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos
3. Algae hijau berfilamen semakin banyak
4. Proses nitrifikasi terhambat
4,5 – 5,0
1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton
    dan bentos semakin besar
2. Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos
3. Algae hijau berfilamen semakin banyak
4. Proses nitrifikasi terhambat
Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003

Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu Chlamydomonas acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6.

Oksigen terlarut (DO)
            Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air tidak dapat hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi senyawa organic dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari reaksi fotosintesa algae. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae tidak efisien, karena oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali oleh algae untuk proses metabolisme pada saat tidak ada cahaya. Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada temperature dan tekanan atmosfir. Berdasarkan data-data temperature dan tekanan, maka kalarutan oksigen jenuh dalam air pada 25o C dan tekanan 1 atmosfir adalah 8,32 mg/L (Warlina, 1985).
            Kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi manusia. Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dengan jumlah cukup banyak. Kebutuhan oksigen ini bervariasi antar organisme. Keberadaan logam berta yang berlebihan di perairan akan mempengaruhi system respirasi organisme akuatik, sehingga pada saat kadar oksigen terlarut rendah dan terdapat logam berat dengan konsentrasi tinggi, organisme akuatik menjadi lebih menderita (Tebbut, 1992 dalam Effendi, 2003).

Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) 
            Dekomposisi bahan organic terdiri atas 2 tahap, yaitu terurainya bahan organic menjadi anorganik dan bahan anorganik yang tidak stabil berubah menjadi bahan anorganik yang stabil, misalnya ammonia mengalami oksidasi menjadi nitrit atau nitrat (nitrifikasi). Pada penentuan nilai BOD, hanya dekomposisi tahap pertama ynag berperan, sedangkan oksidasi bahan anorganik (nitrifikasi) dianggap sebagai zat pengganggu.
            Dengan demikian, BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air. Pada dasarnya, proses oksidasi bahan organic berlangsung cukup lama. Menurut Sawyer dan McCarty, 1978 (Effendi, 2003) proses penguraian bahan buangan organic melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme atau oleh bakteri aerobic adalah :
   CnHaObNc   +  (n + a/4 – b/2 – 3c/4) O2       →       n CO2  +  (a/2 – 3c/2) H2O  +  c NH3  
   Bahan organic                   oksigen                     bakteri aerob

Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)
            COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom. Reaksinya sebagai berikut :
           HaHbOc  +  Cr2O7 2-  +  H    →    CO2  +  H2O  +  Cr 3+

BAB III
Metode Penulisan dan Data

            Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari  tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan (Pencemaran Ling. Online, 2003). Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal  dari industri, rumah tangga dan pertanian.           Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.

            Pengaruh bahan pencemar yang berupa gas, bahan terlarut, dan partikulat terhadap lingkungan perairan dan kesehatan manusia dapat ditunjukkan secara skematik sebagai berikut
Gambar : Bagan Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Pencemar terhadap
Lingkungan Perairan


3.1.  Komponen Pencemaran Air
            Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Sebagai contoh adalah pestisida yang biasa digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa digunakan di rumah tangga atau PCBs yang biasa digunakan pada alat-alat elektronik. 
            Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air, ternyata komponen pencemaran air turut menentukan bagaimana indikator tersebut terjadi. Menurut Wardhana (1995), komponen pencemaran air dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:
1. padat
            2. organic dan olahan bahan makanan
            3. anorganik
            4. cairan berminyak
            5. berupa panas
            6. zat kimia.
Bahan buangan padat
            Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
3.1.1. Bahan buangan padat
            Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
3.1.2. Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan
            Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat  berkembang pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia
3.1.3. Bahan buangan anorganik
            Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yag melibatkan penggunaan unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll.
3.1.4. Bahan buangan cairan berminyak
            Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.
3.1.5. Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)
            Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi thermal inipun harus dihindari. Sebaiknya industri-industri jika akan  membuang air buangan ke perairan harus memperhatikan hal ini.
3.1.6. Bahan buangan zat kimia
            Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air ini akan dikelompokkan menjadi :
            a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
            b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
            c. Zat warna kimia,
            d. Zat radioaktif

BAB IV
Analisa

4.1 DAMPAK PENCEMARAN AIR
            Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
            Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun.
            Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)
            - dampak terhadap kehidupan biota air
            - dampak terhadap kualitas air tanah
            - dampak terhadap kesehatan
            - dampak terhadap estetika lingkungan

4.2.  Dampak terhadap kehidupan biota air
            Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air.
            Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan dahulu.




4.3  Dampak terhadap kualitas air tanah
            Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

4.4. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
-          air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
-          air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri
-          air sebagai media untuk hidup vector penyakit
4.5. Dampak terhadap estetika lingkungan
-          Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
           
4.6.  Penanggulangan pencemaran air
-          Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bwertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).
-          Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis.  Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran



Daftar Pustaka :
www.wikipedia.co.id